BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Generasi muda adalah tulang
punggung bangsa, yang diharapkan di masa depan mampu meneruskan tongkat estafet
kepemimpinan bangsa ini agar lebih baik. dalam mempersiapkan generasi muda juga
sangat tergantung kepada kesiapan masyarakat yakni dengan keberadaan budayanya.
Termasuk
didalamnya tentang pentingnya memberikan filter tentang perilaku-perilaku yang
negatif, yang antara lain; minuman keras, mengkonsumsi obat terlarang, sex
bebas, dan lain-lain yang dapat menyebabkan terjangkitnya penyakit HIV/AIDS.
Bencana yang terus menimpa bangsa
ini tentunya dapat diperbaiki dengan proses waktu tertentu, namun bencana
akibat rusaknya moral, bagaimana memperbaikinya? Dalam pergaulan bebas remaja
sekarang kita lihat sangat menyedihkan, lihat saja dilingkungan sekitar kita
kebanyakan yang menjadi korban pergaulan bebas adalah remaja belia.Kebanyakan
mereka yang masih duduk di bangku SMP, SMA dan
Universitas.
Dalam pergaulan bebas ini mereka akan ikut-ikutan dengan kawan mereka atau
karena ajakan kawan mereka.
Disinilah mereka memulai yang
namanya metode coba-coba hingga
akhirnya kecanduan. Dari yang minum-minuman
keras, memakai narkoba hingga akhirnya terjadilah sex bebas. Kita bisa
menyaksikan ketika
malam minggu atau malam libur banyak remaja-remaja yang begadang tanpa keperluan
yang jelas.Mungkin tanpa kita sadari pemerintah juga lalai dalam menangani
pergaulan bebas ini. Lihat saja sekarang sudah ada berapa banyak diskotik yang
tidak terlalu dipantau oleh dinas pariwisata.
Diskostik juga bisa dikatakan
bagian yang ikut andil memicu
kerusakan moral para remaja saat ini, sekarang saja kita lihat jika masuk
diskotik sudah tidak ada cek KTP.Mungkin saja yang masuk diskotik belum cukup
umur.Tapi, karena kelalaian itulah banyak yang belum cukup umur masuk diskotik.
Mungkin didalam diskotik 75% pengunjung minum alkohol, 20% memakai narkoba, dan
mungkin hanya 5% saja yang tidak mengkonsumsi apa-apa. Setelah mabuk tanpa
sadar maka disinilah yang sering terjadi seks bebas. Dengan istilah “Sex After
Dugem”.
Setelah beberapa kali melakukan seks
kadang tanpa si wanita sadari dia telah hamil.disinilah yang terjadi pernikahan
dini bila si pria mau menikahi si wanita. Tetapi bagaimana jika si pria tidak
mau atau tidak bertanggung jawab?Maka terjadilah yang namanya aborsi karena si
wanita malu dan belum siap menjadi seorang ibu. Tanpa dia pikirkan apa bahaya
dari aborsi itu sendiri. Aborsi sendiri adalah penguguran janin atau membuang
janin sengaja sebelum waktunya, sebelum dapat lahir secara alamiah.
Padahal dampak atau resiko aborsi
sangat berbahaya. Dampak pada mental wanita tersebut mungkin wanita tesebut
akan mengalami gangguan jiwa atau tertekan batin karena penyesalan yang tidak
ada hentinya. Dampak kesehatan atau keselamatan fisik yang akan dihadapi
seorang wanita pada saat melakukan aborsi dan setelah melakukan aborsi mungkin
akan mengalami kematian mendadak karena pendarahan hebat atau karena pembiusan
yang gagal, dan dampak dibelakangan hari juga tidak sedikit mungkin saja si
wanita tersebut mengalami luka dalam yang lama kelamaan semakin parah dan
berujung kematian juga.
Oleh karena itu, pemerintah harus mampu
mengambil tindakan dengan menyaring setiap perkara yang berdampak negatif bagi
para remaja.Begitu pula peran remaja harus mampu mengendalikan diri dan
menghindari hubungan seks pra nikah. Upaya-upaya pencegahan pergaulan bebas
adalah dengan menanamkan nilai-nilai diantaranya yaitu nilai pendidikan agama,
moral, dan etika keluarga kemudian kerja sama guru dan orangtua, tokoh
masyarakat, pendidikan yang diberikan hendaknya tidak hanya kemampuan
intelektual, tetapi juga mengembangkan kemauan emosi anak agar dapat
mengembangkan rasa percaya diri. Oleh karena itu, saya memilih judul “DAMPAK PERGAULAN BEBAS
TERHADAP REMAJA”
yang sangat berkaitan erat dengan masalah diatas.
B. Identifikasi dan Pembatasan Masalah
1. Identifikasi
Pengetahuan remaja mengenai dampak pergaulan bebas masih
sangat rendah.Contoh kecil akibat dari pergaulan bebas ini adalah kegiatan seks
bebas, berdasarkan survey saat ini terjadi peningkatan angka kehamilan yang
tidak diinginkan. Setiap
tahun ada sekitar 2,3 juta kasus aborsi di Indonesia dimana 20 persennya
dilakukan remaja. Di Amerika, 1 dari 2 pernikahan berujung pada perceraian, 1
dari 2 anak hasil perzinahan, 75 % gadis mengandung di luar nikah, setiap hari
terjadi 1,5 juta hubungan seks dengan pelacuran. Di Inggris 3 dari 4 anak hasil
perzinahan, 1 dari 3 kehamilan berakhir dengan aborsi, dan sejak tahun 1996
penyakit syphillis meningkat hingga 486%. Di Perancis, penyakit gonorhoe
meningkat 170% dalam jangka waktu satu tahun. Di negara liberal, pelacuran,
homoseksual/lesbian, bistiability, merupakan hal yang lumrah bahkan menjadi
industri yang menghasilkan keuntungan ratusan juta US dolar dan disahkan oleh
undang-undang.
Lebih dari 200 wanita mati setiap hari disebabkan
komplikasi pengguguran (aborsi) bayi secara tidak aman.Meskipun tindakan aborsi
dilakukan oleh tenaga ahli, tetapi masih menyisakan dampak yang membahayakan
terhadap keselamatan jiwa ibu.Apalagi jika dilakukan oleh tenaga tidak
profesional (unsafe abortion).
Secara fisik tindakan aborsi ini memberikan dampak jangka
pendek secara langsung berupa perdarahan, infeksi pasca aborsi, sepsis sampai
kematian.Dampak jangka panjang berupa mengganggu kesuburan sampai terjadinya
infertilitas.
Secara psikologis seks pra nikah memberikan dampak
hilangnya harga diri, perasaan dihantui dosa, perasaan takut hamil, lemahnya
ikatan kedua belah pihak yang menyebabkan kegagalan setelah menikah, serta
penghinaan dari masyarakat.
2. Pembatasan Masalah
Dikarenakan luasnya cakupan mengenai dampak pergaulan
bebas terhadap remaja sehingga saya merasa perlu dibuatnya pembatasan masalah
yang akan saya bahas nantinya, secara garis besar pembahasan yang saya uraikan
sebagai berikut :
·
Defenisi remaja dan pergaulan bebas
·
Kriteria masa remaja
·
Faktor-faktor penyebab remaja terjerumus pergaulan bebas
·
Bahaya Seks Bebas
·
Pendidikan Seks
·
Cara menimalisir pergaulan bebas
C. Perumusan Masalah
Sehubung dengan perkembangan zaman saat ini maka kita
sebagai remaja harus bisa menempatkan diri sebagai remaja yang baik dan benar
sesuai dengan tuntutan agama dan norma yang berlaku di dalam masyarakat serta
dituntut peranan orangtua dalam memperhatikan tingkah laku dalam kehidupan
sehari-hari anaknya, dengan memberikan pendidikan agama, memberikan pendidikan
seks yang benar. Demikian juga dengan remaja saat ini yang sudah tidak lagi
memandang norma–norma yang berlaku.Semuanya tampak berdasarkan fakta yang
sesuai dengan kejadian yang menimpa banyak remaja saat ini yang sudah
terpengaruh oleh pergaulan bebas.
Berangkat dari fenomena diatas yang cukup jelas
menggambarkan betapa pentingnya remaja memahami tentang baik buruknya sebuah
pergaulan, yang akan di bahas di makalah ini, sebelum membahas lebih lanjut,
pembahasan makalah ini akan dirumuskan sebagai berikut :
1.
Menjelaskan secara gamblang defenisi remaja dan
pergaulan bebas beserta ciri-ciri remaja itu sendiri.
2.
Menguraikan arti dari psikologi remaja, karakteristik
dan permasalahannya
3.
Mencoba memberi solusi langkah untuk menimalisir
pergaulan bebas.
D. Tujuan Pembahasan
Tujuan akhir dari pembahasan ini adalah:
1.
Mengetahui secara
gamblang defenisi remaja dan pergaulan bebas beserta ciri-ciri remaja itu sendiri.
2.
Mengetahui arti dari
psikologi remaja, karakteristik dan permasalahannya.
3.
Mengetahui
langkah-langkah untuk menimalisir pergaulan bebas
E. KEGUNAAN PEMBAHASAN
Kegunaan dari pembahasan ini adalah :
1.
Bagi kami pembahasan
ini merupakan wahana latihan pengembangan ilmu pengetahuan dan keterampilan
dalam pembuatan karya tulis ilmiah.
2.
Dengan adanya
pembahasan ini tentunya akan semakin memperkaya ilmu pengetahuan kami,
khususnya dalam mata kuliah Anilisis Sosial yang membahas tentang Dampak
Pergaulan Bebas Terhadap Remaja.
3.
Sebagai bahan antisipasi khususnya kepada kaum
remaja agar lebih berhati-hati dalam bergaul.
BAB II
PEMBAHASAN
A. DEFINISI REMAJA
Ada beberapa
definisi mengenahi remaja, Hurlock dalam bukunya Psikologi Perkembangan
mendefinisikan masa remaja sebagai masa penuh kegoncangan, taraf mencari
identitas diri dan merupakan periode yang paling berat (Hurlock, 1993). Zakiah
Darajad mendefinisikan remaja adalah masa peralihan, yang ditempuh oleh
seseorang dari anak-anak menuju dewasa, meliputi semua perkembangan yang
dialami sebagai persiapan memasuki masa dewasa (Darajad, 1990). Zakiah Darajad
dalam bukunya yang lain mendefinisikan remaja sebagai tahap umur yang datang
setelah masa anak-anak berakhir, ditandai oleh pertumbuhan fisik yang cepat
yang terjadi pada tubuh remaja luar dan membawah akibat yang tidak sedikit
terhadap sikap, perilaku, kesehatan, serta kepribadian remaja (Darajad, 1995).
Hasan Bisri dalam bukunya Remaja Berkualitas, mengartikan remaja adalah mereka
yang telah meninggalkan masa kanak-kanak yang penuh dengan ketergantungan dan
menuju masa pembentukan tanggung jawab (Bisri, 1995).
Dari beberapa
definisi diatas dapat ditar ik suatu kesimpulan masa remaja adalah masa
peralihan dari anak-anak menuju dewasa, karena pada masa ini remaja telah
mengalami perkembangan fisik maupun psikis yang sangat pesat, dimana secara
fisik remaja telah menyamai orang dewasa, tetapi secara psikologis mereka belum
matang sebagaimana yang dikemukakan oleh Calon (1953) masa remaja menunjukkan
dengan jelas sifat-sifat masa transisi atau peralihan karena remaja belum
memiliki status dewasa tetapi tidak lagi memiliki status anak-anak (Monsk,
2002). Perkembangan fisik dan psikis menimbulkan kebingungan dikalangan remaja
sehingga masa ini disebut oleh orang barat sebagai periode sturm und drung dan
akan membawah akibat yang tidak sedikit terhadap sikap, perilaku, kesehatan,
serta kepribadian remaja.
Lebih jelas pada
tahun 1974, WHO memberikan definisi tentang remaja secara lebih konseptual,
sebagai berikut (Sarwono, 2001):
Remaja adalah suatu
masa dimana: Individu berkembang dari saat pertama kali ia menunjukkan
tanda-tanda seksual sekundernya sampai saat ia mencapai kematangan seksual.
Individu mengalami
perkembangan psikologik dan pola identifikasi dari kanak-kanak menjadi dewasa.
Terjadi peralihan
dari ketergantungan sosial-ekonomi yang penuh kepada keadaan yang relatif lebih
mandiri.
Jelasnya remaja
adalah suatu periode dengan permulaan dan masa perlangsungan yang beragam, yang
menandai berakhirnya masa anak dan merupakan masa diletakkannya dasar-dasar
menuju taraf kematangan. Perkembangan tersebut meliputi dimensi biologik,
psikologik dan sosiologik yang saling terkait antara satu dengan lainnya.
Secara biologik ditandai dengan percepatan pertumbuhan tulang, secara
psikologik ditandai dengan akhir perkembangan kognitif dan pemantapan
perkembangan kepribadian. Secara sosiologik ditandai dengan intensifnya
persiapan dalam menyongsong peranannya kelak sebagai seorang dewasa muda.
Mengenahi umur masa
remaja, ahli-ahli ilmu jiwa tidak mempunyai kata sepakat tentang batasan umur
yang jelas dan dapat disetujui bersama sebab dalam kenyataannya konsep remaja
ini baru mulai muncul pada abad ke-20. Menurut Powel, masa remaja digolongkan: “Pre
adolescence, from ten to twelve years; early adolescence from thirteen to
sixteen, and late adolescence, from seventeen to twenty one years (Mulyono,
1995). Leulla Cole menyebutkan masa adolescence dan membagi menjadi tiga
tingkata, yaitu: “early adolescence 13 to 15 years, middle adolescence 16 to 18
years, late adolescence 19 to 21 (Mulyono, 1995). Sedang WHO menetapkan batas
usia 10-20 tahun sebagai batasan usia remaja (Sarwono, 1995).
Kaplan & Sadock
dalam bukunya Sinopsis Psikiatri, menyebutkan fase remaja terdiri atas remaja
awal (11-14 tahun), remaja pertengahan (14-17 tahun), dan remaja akhir (17-20)
tahun. Sementara F.J. Monks berpendapat bahwa secara global masa remaja
berlangsung antara 12 – 21 tahun, dengan pembagian 12 – 15 tahun: masa remaja
awal, 15 – 18 tahun: masa remaja pertengahan, 18 – 21 tahun masa remaja akhir
(Monsk, 2002). Dari beberapa pendapat diatas dapat dibuat suatu batasan usia
remaja adalah dimulai dari umur 10 – 21 tahun.
B. KRITERIA REMAJA
1.
Masa Remaja Sebagai
Periode yang Penting
Ada beberapa periode yang
lebih penting daripada lainnya, karena akibatnya yang langsung terhadap sikap
dan perilaku dan ada lagi yang penting karena akibat-akibat jangka panjang
penting. Ada periode yang penting karena akibat fisik dan ada lagi karena
akibat psikologis yang periode remaja kedua-duanya sama penting.
2.
Masa Remaja Sebagai
Masa Peralihan
Peralihan tidak terputus
dengan atau berubah dariapa yang terjadi sebelumnya, melainkan lebih-lebih
sebuah peralihan dari satu tahap perkembangan ke tahap berikutnya. Dalam setiap
periode peralihan, status tidaklah jelas dan terdapat keraguan akan peran yang
harus dilakukan. Pada masa ini remaja bukan lagi seorang anak dan juga bukan
orang dewasa.
3.
Masa Remaja Sebagai
periode Perubahan.
Tingkat perubahan dalam
sikap dan perilaku selama remaja sejajar dengan tingkat perubahan fisik selama
awal masa remaja ketika perubahan fisik terjadi dengan pesat. Perubahan
perilaku dan sikap juga berlangsung pesat. Kalau perubahan fisik menurun maka
perubahan sikap dan perilaku juga menurun.
4.
Masa Remaja sebagai
Masa Mencari Identitas.
Pada tahun-tahun awal masa
remaja, penyesuaian diri dengan kelompok masih tetap penting bagi anak
laki-laki maupun perempuan, lambat laun mereka mulai mendambakan identitas diri
dan tidak puas lagi dengan menjadi sama dengan teman dalam segala hal, seperti
sebelumnya.
5.
Masa Remaja sebagai
Usia yang menimbulkan ketakutan.
Anggapan stereotif budaya
bahwa remaja anak-anak yang tidak rapih, yang tidak dapat dipercaya dan
cenderung merusak dan berperilaku merusak menyebabkan orang dewasa yang harus
membimbing dan mengawasi kehidupan remaja muda takut bertanggung jawab dam
bersikap tidak simpatik terhadap perilaku remaja yang normal.
6.
Masa Sebagai Masa
yang tidak Realistik
Remaja cenderung memandang
kehidupan melalui kacamata berwarna merah jambu. Ia melihat dirinya sendiri dan
orang lain sebagaimana yang ia inginkan dan bukan sebagaimana adanya, terlebih
dalam hal cita-cita. Semakin tidak realistik cita-citanya semakin ia menjadi
marah. Remaja akan sakit hati dan kecewa apabila orang lain mengecewakannya /
kalau ia tidak berhasil mencapai tujuan yang ditetapkannya.
7.
Masa Remaja sebagai
ambang masa dewasa
Dengan semakin mendekatnya
usia kematangan yang sah, para remaja menjadi gelisah untuk meninggalkan
stereotip belasan tahun dan untuk memberikan kesan bahwa mereka sudah hampir
dewasa (Hurlock, ).
C. Perubahan-perubahan pada Masa Remaja
1.
Perubahan Fisik
Hurlock Hal 211
a.
Perubahan Emosi
Pola emosi pada
masa remaja adalah sama dengan pola emosi masa kanak-kanak. Perbedaannya
terletak pada rangsangan yang membangkitkan emosi dan derajat dan khususnya ada
pengendalian lat individu terhadap ungkapan emosi mereka.
Kematangan anak
remaja dapat dlihat bila pada akhir masa remaja, tidak meledakkan emosinya
dihadapan orang lain melainkan menunggu saat dan tempat yang lebih tepat untuk
mengungkapkan emosinya dengan cara-cara yang lebih dapat diterima. Remaja yang
emosinya matang memberikan reaksi emosional yang stabil, tidak berubah-ubah,
dari satu emosi atau suasana hati ke suasana hati yang lain
b.
Perubahan Sosial
1.
Kuatnya pengaruh
kelompok sebaya
Karena remaja lebih banyak
diluar rumah bersama dengan teman-teman sebaya sebagai kelompok, maka dapat
dimengerti bahwa pengaruh teman sebaya pada sikap, pembicaraan, minat
penampilan dan perilaku lebih besar daripada pengaruh kelompok.
2.
Perubahan dalam
perilaku sosial
Dalam waktu yang singkat
remaja mengadakan perubahan radikal yaitu dan tidak menyukai lawan jenis
sebagai teman menjadi lebih menyukai teman dari lawan jenisnya daripada teman
sejenisnya. Pada masa remaja penyesuaian diri dalam situasi sosial bertambah
baik , pertengkaran berkurang karena mereka dapat menilai teman-temannya dengan
lebih baik. Semakin banyak partisipasi sosial, semakin besar kompetensi remaja
sehingga mempunyai kepercayaan diri yang diungkapkan melalui sikap
3.
Perubahan
Kepribadian
Pada awal masa remaja anak
laki-laki dan perempuan sudah menyadari sifat-sifat yang baik dan buruk dan
mereka menilai sifat – sifat ini sesuai dengan sifat – sifat mereka. Mereka
juga sadar akan peran kepribadian dalam hubungan sosial danterdorong untuk
memperbaiki kepribadian mereka.
D. Bahaya PsikologisMasa Remaja
Bahaya psikologis
masa remaja yang pokok berkisar disekitar kegagalan menjalankan persalinan
psikologis kerarah kemalangan yang merupakan tugas perkembangan remaja yang
penting.
1.
Perilaku seksual
Remaja muda yang kurang yakin
pada diri sendiri dan pada status mereka dalam kelompok cenderung menyesuaikan
diri secara berlebihan, bila hal ini diteruskan sampai akhir masa dewsa maka
menandakan ketidakmatangan.
2.
Perilaku seksual
Menolak peran sek yang diakui terus menerus, kehamilan
sebelum menikah dan pernikahan dengan remaja dapat mencari nafkah dianggap
sebagai tanda-tanda ketidakmatangan.
3.
Perilaku moral
Ketidakmatangan
moral jelas dalam kenakalan anak dari kelompok kaya dibandingkan dengan remaja
yang dibesarkan dalam lingkungan yang lebih baik yang patut menimbulkan
sikap-sikap antisosial, namun justru patah pada peraturan.
E. PEMUDA DAN PERGAULAN BEBAS
1. PENGERTIAN PERGAULAN BEBAS
Kita
tentu tahu bahwa pergaulan bebas itu adalah salah satu bentuk perilaku
menyimpang, yangmana “bebas” yang dimaksud adalah melewati batas-batas norma
ketimuran yang ada. Masalahpergaulan bebas ini sering kita dengar baik di
lingkungan maupun dari media massa.Remaja adalah individu labil yang emosinya
rentan tidak terkontrol oleh pengendalian diri yangbenar. Masalah keluarga,
kekecewaan, pengetahuan yang minim, dan ajakan teman-teman yangbergaul bebas
membuat makin berkurangnya potensi generasi muda Indonesia dalam kemajuanbangsa
Seks
bebas merupakan tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual yang ditujukan
dalam bentuk tingkah laku. Faktor-faktor yang menyebabkan seks bebas karena
adanya pertentangan dari lawan jenis, adanya tekanan dari keluarga dan teman.
Dari tahun ke tahun data remaja yang melakukan hubungan seks bebas semakin
meningkat, dari 5% pada tahun 1980-an menjadi 20% di tahun 2000.
Penelitian
ini menggunakan kuesioner yang diajukan responden dengan jumlah sampel 42
responden. Hasil penelitian yang terlibat pergaulan tidak baik sebanyak 80,9%
sedangkan remaja yang memperoleh sumber informasi tentang seks bebas sebanyak
47,6% dan remaja yang keadaan ekonominya baik sebanyak 35,6% serta remaja yang
berpengetahuan cukup tentang seks bebas sebanyak 43% sedangkan baik dan kurang
masing-masing sebanyak 28,5%.
Berdasarkan
hasil penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kurangnya pengetahuan remaja
tentang seks bebas disebabkan karena kurangnya kesadaran remaja tentang
keadaannya dan tidak ada keterbukaan antara orang tua dan anaknya. Munculnya
istilah pergaulan bebas seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan dan
tekhnologi dalam peradaban umat manusia, kita patut bersyukur dan bangga
terhadap hasil cipta karya manusia, karena dapat membawa perubahan yang positif
bagi perkembangan/kemajuan industri masyarakat. Tetapi perlu disadari bahwa
tidak selamanya perkembangan membawa kepada kemajuan, mungkin bisa saja
kemajuan itu dapat membawa kepada kemunduran. Dalam hal ini adalah dampak
negatif yang diakibatkan oleh perkembangan iptek, salah satunya adalah budaya
pergaulan bebas tanpa batas.
Dilihat
dari segi katanya dapat ditafsirkan dan dimengerti apa maksud dari istilah
pergaulan bebas. Dari segi bahasa pergaulan artinya proses bergaul, sedangkan
bebas artinya terlepas dari ikatan. Jadi pergaulan bebas artinya proses bergaul
dengan orang lain terlepas dari ikatan yang mengatur pergaulan.
Telah
dijelaskan bahwa hendaknya kita menjaga pandangan mata dalam bergaul. Lalu
bagaiamana hal yang terjadi dalam pergaulan bebas? Tentunya banyak hal yang
bertolak belakang dengan aturan-aturan yang telah Allah tetapkan dalam etika
pergaulan. Karena dalam pergaulan bebas itu tidak dapat menjamin kesucian
seseorang.
2. Penyebab Terjadinya Pergaulan Bebas
Ada
beberapa sebab yang dapat dijadikan alasan merebaknya "wabah
mengerikan" ini, di antaranya adalah
1.
Pengaruh Negatif Media Massa
Media masssa seperti
televisi, film, surat kabar, majalah dan sebagainya belakangan semakin banyak
memasang dan mempertontonkan gambar-gambar seronok dan adegen seks serta kehidupan yang glamour yang jauh
dari nilai-nilai Islami. Hal ini diperparah lagi dengan berkembangnya tehnologi
internet yang menembus batas-batas negara dan waktu yang memungkinkan kawula
muda mengakses hal-hal yang bisa meningkatkan nafsu seks. Informasi tentang
seks yang salah turut memperkeruh suasana. Akibatnya remaja cenderung ingin
mencoba dan akhirnya terjerumus kepada sex bebs (free sex).
2. Lemahnya Keimanan
Hampir semua, bila tidak mau dikatakan semua, perilaku
seks bebas, tahu akan beban dosa yang
mereka terima. Tapi entah kenapa, bagi mereka hal itu 'dibelakangkan' dan menjadikan nafsu sebagai pemimpin. Ini menunjukkan lemahnya rasa
keimanan mereka.
3. Tidak adanya pendidikan sex yang benar, tepat dan
dilandasi nilai-nilai agama.
4.
Lemahnya
pengawasan orang tua.
5.
Salah
dalam memilih teman
F. Dampak dari Pergaulan Bebas
Remaja atau kawula muda adalah harapan bangsa. Di pundak
mereka, masadepan dan cita-cita bangsa ini dipertaruhkan. Mereka dididik agar
mengenalbangku sekolah, tahu sopan santun, bermoral, beragama, peduli
lingkungan, peduli masa depan, dan segudang nilai-nilai positif lain.
Tapi sebagaimana remaja umumnya, mereka tak lepas dari keceriaan dunia
remaja yang diakrabinya. Dalam batas wajar, masa remaja sering meninggalkan
kesan manis. Sekadar mejeng di mal memang bukan barang haram. Tapi tak sedikit
di antara mereka yang "berjalan" terlalu jauh. Mereka menjadi lepas
kendali. Buntutnya adalah kebablasan. Misalnya terjerat dalam pesta hura-hura
ganja, putau, ekstasi, dan pil-pil setan lain. Tak sedikit pula di antara
mereka yang kemudian hamil di luar nikah akibat sex bebas (free sex). Jalan
pintas lewat aborsi pun dilakukan, untuk melenyapkan jabang bayi yang belum
mereka kehendaki.
Dampak
dari sex bebas (free sex), khususnya
pada remaja dapat dibagi menjadi
1. Bahaya Fisik
Bahaya fisik yang
dapat terjadi adalah terkena penyakit kelamin (Penyakit Menular Sexual/
PMS) dan HIV/AIDS serta bahaya kehamilan
dini yang tak dikehendaki.
PMS adalah penyakit
yang dapat ditularkan dari seseorang kepada orang lain melalui hubungan
seksual. Seseorang berisiko tinggi terkena PMS bila melakukan
hubungan seksual dengan berganti-ganti pasangan baik melalui vagina, oral
maupun anal. Bila tidak diobati dengan
benar, penyakit ini dapat berakibat serius bagi kesehatan reproduksi, seperti
terjadinya kemandulan, kebutaan pada bayi yang baru lahir bahkan kematian.
Penyakit klamin yang dapat terjadi adalah kencing nanah (Gonorrhoe), raja singa
(Sifilis), herpes genitalis, limfogranuloma venereum (LGV), kandidiasis,
trikomonas vaginalis, kutil kelamin dan sebagainya. Karena bentuk dan letak
alat kelamin laki-laki berada di luar tubuh, gejala PMS lebih mudah dikenali,
dilihat dan dirasakan. Tanda-tanda PMS
pada laki-laki antara lain:
·
berupa
bintil-bintil berisi cairan,
·
lecet
atau borok pada penis/alat kelamin,
·
luka tidak sakit; keras dan berwarna merah
pada alat kelamin,
·
adanya kutil atau tumbuh daging seperti
jengger ayam,
·
rasa
gatal yang hebat sepanjang alat kelamin,
·
rasa
sakit yang hebat pada saat kencing,
·
kencing
nanah atau darah yang berbau busuk,
·
bengkak
panas dan nyeri pada pangkal paha yang kemudian berubah menjadi borok.
Pada perempuan
sebagian besar tanpa gejala sehingga sering kali tidak disadari. Jika ada
gejala, biasanya berupa antara lain:
·
rasa
sakit atau nyeri pada saat kencing atau berhubungan seksual,
·
rasa nyeri pada perut bagian bawah,
·
pengeluaran
lendir pada vagina/alat kelamin,
·
keputihan berwarna putih susu, bergumpal
dan disertai rasa gatal dan kemerahan pada alat kelamin atau sekitarnya,
·
keputihan
yang berbusa, kehijauan, berbau busuk, dan gatal,
·
timbul
bercak-bercak darah setelah berhubungan seksual,
·
bintil-bintil berisi cairan,
·
lecet
atau borok pada alat kelamin.
Perlu
diketahui bahwa PMS tidak dapat dicegah hanya dengan memilih pasangan yang
kelihatan bersih penampilannya, mencuci alat kelamin setelah berhubungan
seksual, minum jamu-jamuan, minum antibiotik sebelum dan sesudah berhubungan
seks.
AIDS singkatan dari Aquired Immuno
Deficiency Syndrome. Penyakit ini adalah kumpulan gejala penyakit akibat
menurunnya system kekebalan tubuh.
Penyebabnya adalah virus HIV. HIV
sendiri adalah singkatan dari Human Immunodeficiency Virus. AIDS merupakan
penyakit yang salah satu cara penularannya adalah melalui hubungan
seksual. Selain itu HIV dapat menular
melalui pemakaian jarum suntik bekas orang yang terinfeksi virus HIV, menerim
tranfusi darah yang tercemar HIV atau dari ibu hamil yang terinfeksi virus HIV
kepada bayi yang dikandungannya. Di Indonesia penularan HIV/AIDS paling banyak
melalui hubungan seksual yang tidak aman serta jarum suntik (bagi pecandu
narkoba).
Sesudah
terjadi infeksi virus HIV, awalnya tidak memperlihatkan gejala-gejala khusus.
Baru beberapa minggu sesudah itu orang yang terinfeksi sering menderita
penyakit ringan sehari-hari seperti flu atau diare. Pada periode 3-4 tahun kemudian penderita
tidak memperlihatkan gejala khas atau disebut sebagai periode tanpa gejala,
pada saat ini penderita merasa sehat dan dari luar juga tampak sehat. Sesudahnya, tahun ke 5 atau 6 mulai timbul
diare berulang, penurunan berat badan secara mendadak, sering sariawan dimulut,
dan terjadi pembengkakan di kelenjar getah bening dan pada akhirnya bisa
terjadi berbagai macam penyakit infeksi, kanker dan bahkan kematian. Untuk
mendeteksi adanya antibodi terhadap virus HIV, yang menunjukkan adanya virus
HIV dalam tubuh, dilakukan tes darah dengan cara Elisa sebanyak 2
kali. Kemudian bila hasilnya positif,
dilakukan pemeriksaan lebih lanjut dengan cara Western Blot atau Immunofluoresensi.
Kesiapan
seorang perempuan untuk hamil dan melahirkan atau mempunyai anak ditentukan
oleh kesiapan dalam tiga hal, yaitu kesiapan fisik, kesiapan mental/
emosi/psikologis dan kesiapan sosial/ekonomi.
Secara umum, seorang perempuan dikatakan siap secara fisik jika telah
menyelesaikan pertumbuhan tubuhnya (ketika tubuhnya berhenti tumbuh), yaitu
sekitar usia 20 tahun. Sehingga usia 20
tahun bisa dijadikan pedoman kesiapan fisik. Kehamilan pada usia yang sangat
dini dan tidak dikehendaki akan menyebabkan terjadinya resiko kehamilan dan
persalinan serta resiko pada janin seperti
- panggul sempit
- kontraksi rahim yang lemah
- ketidak teraturan tekanan darah yang dapat berdampak pada keracunan kehamilan serta
- kejang-kejang yang dapat menyebabkan kematian
- Remaja atau calon ibu merasa tidak ingin dan tidak siap untuk hamil maka ia bisa saja tidak mengurus dengan baik kehamilannya
- Gangguan pertumbuhan organ-organ tubuh pada janin
- kecacatan
- Sulit mengharapkan adanya perasaan kasih sayang yang tulus dan kuat dari ibu yang tidak menghendaki kehamilan bayi yang dilahirkanya nanti. Sehingga masa depan anak mungkin saja terlantar
- Mengakhiri kehamilannya atau sering disebut dengan aborsi. Di Indonesia aborsi dikategorikan sebagai tindakan ilegal atau melawan hukum. Karena tindakan aborsi adalah ilegal maka sering dilakukan secara sembunyi-sembunyi dan tidak aman. Aborsi tidak aman berkontribusi kepada kematian dan kesakitan ibu. Aborsi sangat berbahaya bagi kesehatan dan keselamatan perempuan terutama jika dilakukan secara sembarangan yaitu oleh mereka yang tidak terlatih. Perdarahan yang terus-menerus serta infeksi yang terjadi setelah tindakan aborsi merupakan sebab utama kematian perempuan yang melakukan aborsi. Di samping itu aborsi juga berdampak pada kondisi psikologis. Perasaan sedih karena kehilangan bayi, beban batin akibat timbulnya perasaan bersalah dan penyesalan yang dapat mengakibatkan depresi.
2. Bahaya perilaku dan kejiwaan
Sex bebas akan menyebabkan terjadinya
penyakit kelainan seksual berupa keinginan untuk selalu melakukan hubungan sex.
Sipenderita sellau menyibukkan waktunya dengan berbagai khayalan-khayalan
seksual, jima, ciuman, rangkulan, pelukan, dan bayangan-bayangan bentuk tubuh
wanita luar dan dalam. Sipenderita menjadi pemalas, sulit berkonsentrasi,
sering lupa, bengong, ngelamun, badan jadi kurus dan kejiwaan menjadi tidak
stabil. Yang ada dipikirannya hanyalah seks dan seks serta keinginan untuk
melampiaskan nafsu seksualnya. Akibatnya bila tidak mendapat teman untuk sex
bebas, ia akan pergi ke tempat pelacuran (prostitusi) dan menjadi pemerkosa.
Lebih ironis lagi bila ia tak menemukan orang dewasa sebagai korbannya, ia tak
segan-segan memerkosa anak-anak dibawah umur bahkan nenek yang sudah uzur.
3. Bahaya sosial
Sex bebas juag akan menyebabkan seseorang
tidak lagi berpikir untuk membentuk keluarga, mempunyai anak, apalagi memikul
sebuah tanggung jawab. Mereka hanya menginginkan hidup di atas kebebasan semu.
Lebih parah lagi seorang wanita yang melakukan sex bebas pada akhirnya akan terjerumus
ke dalam lembah pelacuran dan prostitusi.
Anak
yang terlanjur terlahir akibat sex bebas (perzinahan) tidak mendapatkan cinta
kasih dari ayahnya dan kelembutan belainan ibunya. Ia tidak akan mendapat
perhatian dan pendidikan yang cukup. Setelah ia tahu bahwa ia terlahir akibat
perzinahan, maka kejiwaannya akan menjadi kaku dan tersisih dalam pergaulan dan
sosial kemasyarakatan, bahkan tak jarang ia akan terlibat dalam masalah
kriminalitas. Hal yang lebih ironis lagi adalah sering ayah dari anak yang
terlahir akibat sex bebas tidak jelas lagi siapa ayahnya.
Sex
bebas juga akan menyebabkan berantakannya suatu keluarga dan terputusnya tali
silaturrahmi dan kekerabatan. Orang tua biasanya tidak akan perduli lagi pada
anak yang telah jauh tersesat ini, sebaliknya seorang remaja yang merasa tidak
dipedulikan lagi oleh orang tuanya akan semakin nekad, membangkang dan tidak
patuh lagi pada orang tua. Ia juga akan terlibat konfrontasi dengan sanak
saudara lainnya. Hal ini pada akhirnya dapat menimbulkan rasa frustasi dan
kecewa serta dendam tak kesudahan terhadap anggota keluarga sendiri.
4. Bahaya perekonomian
Sex bebas akan melemahkan perekonomian si
pelaku karena menurunnya produktivitas si pelaku akibat kondisi fisik dan
mental yang menurun, penghamburan harta untuk memenuhi keinginan sex bebasnya.
Disamping itu sipelaku juga akan berupaya mendapatkan harta dan uang dengan
menghalalkan segala cara termasuk dari jalan yang haram dan keji seperti
korupsi, menipu, judi, bisnis minuman keras dan narkoba dan lain sebagainya.
5. Bahaya keagamaan dan akhirat
Para pemuda yang terperosok kedalam lumpur
kehanyutan sex bebas dan kemerosotan akhlak akan ditimpa 4 macam hal tercela
yang diisyaratkan dan disebutkan tanda-tandanya oleh Rasulullah SAW,
sebagaimana yang tercantum dalam Hadist yang diriwayatkan oleh Ath-Thabrani.
Rasulullah SAW bersabda : ”Jauhilah zina karena ia mengakibatkan 4 macam hal;
menghilangkan wibawa di wajah, menghalangi rezeki, dimurkai Allah dan
menyebabkan kekelan dalam neraka” (HR. Ath-Thabrani). Seorang pezina ketika ia melakukan zina akan
terlepas dari keimanan dan ke Islaman, sebagaimana hadist Rasulullah SAW: ”Tidak
ada seorang pezina ketika melakukan zina sedangkan saat itu ia beriman....”
(HR. Bukhari dan Muslim)
Diantara bahaya akhirat, seorang pezina
jika tidak bertaubat akan dilipat gandakan siksaanya pada hari kiamat,
sebagaimana firman Allah SWT: ”Dan orang-orang yang tidak menyembah tuhan yang
lain beserta Allah dan tidak membunuh jiwa yang diharamkan Allah (membunuhnya)
kecuali dengan (alasan) yang benar dan tidak berzina, barangsiapa yang
melakukan demikian itu niscaya ia mendapat (pembalasan) dosa (nya) (yakni) akan
dilipatgandakan azb untuknya pada hari kiamat dan dia akan kekal dalam azab
itu, dalam keadaan terhina” (QS. Al Furqaan: 68-69)
G. PENDIDIKAN SEKS
1. Pengertian Pendidikan Seks
Pendidikan ialah proses pengubahan
sikap dan tata laku seseorang atau kelompok orang dalam usaha mendewasakan
manusia melalui upaya pengajaran dan pelatihan
(Kamus Besar Bahasa Indonesia, 1991 ).
Pendidikan ialah segala pengalaman belajar yangberlangsung dalam segala
lingkungan dan sepanjang hidup serta pendidikan dapat diartikansebagai
pengajaran yang diselenggarakan di sekolah sebagai lembaga pendidikan formal
(Mudyahardjo, 2001:6 ). MenurutnSarlito dalam bukunya Psikologi Remaja (1994),
secara umum pendidikan seksual adalah suatu informasi mengenai persoalan
seksualitas manusia jelas dan benar, yang meliputi proses terjadinya pembuahan,
kehamilan, sampai kelahiran, tingkah laku seksual,dan aspek-aspek kesehatan,
kejiwaan, dan kemasyarakatan. Menurut Dr. Abdullah Nashih Ulwan, pendidikan
seks adalah upaya pengajaran, penyadaran, dan penerangan tentangmasalah-masalah
seksual yang diberikan kepada anak sejak ia mengerti masalah-masalahyang
berkenaan dengan seks, naluri, dan perkawinan.
Pendidikan seks dapat diartikan
sebagai penerangan tentang anatomi, fisiologi seks manusia, dan bahaya penyakit
kelamin.
Pendidikan seks adalah membimbing
serta mengasuh seseorang agar mengerti tentangarti, fungsi, dan tujuan seks
sehingga ia dapat menyalurkan secara baik, benar, dan legal.
Pendidikan
seks dapat di bedakan antara lain:
a. Sex
Intruction ialah penerangan mengenai anatomi seperti pertumbuhan rambut
padaketiak, dan mengenai biologi dari repoduksi, yaitu proses berkembang biak
melaluihubungan untuk mempertahankan jenisnya termasuk didalamnya pembinaan
keluargadan metode kontrasepsi dalam mencegah terjadinya kehamilan.
b. Education
in sexuality meliputi bidang
bidang etika, moral, fisiologi, ekonomi, danpengetahuan lainnya yang di
butuhkan agar seseorang dapat memahami dirinya sendirisebagai individual sexual
serta mengadakan inter personal yang baik.
2. Pendidikan Seks Dalam Islam
Analisis
terhadap beberapa ayat Al-Qur’an dan Al-Hadith jelas menunjukkan bahwa Islam
amat menganjurkan umatnya untuk mempelajari ilmu dan pengetahuan yang berkaitan
dengan kesehatan dan kesejahteraan seksualitas dan reproduktifitas. Islam amat mementingkan umatnya menjalani kehidupan
seksual yang sempurna dan baik selaras dengan tuntutan Allah SWT. Segala
perintah dan per atur an agama ber kaitan seksual yang di tetapkan oleh Islam
adalah beralamatkan kepada kesejahteraan hidup manusia. Diantara firman Allah
yang berkaitan ialah:
"Mereka
bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: "Haidh itu adalah kotoran
Olehitu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah
kamumendekati mereka, sebelum mereka suci. Apabila mereka telah suci, maka
campurilahmereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu.” (Al-Baqarah: 222)
3. Pokok-Pokok Pendidikan Seks Perspektif Islam
Di antara pokok-pokok pendidikan seks yang
bersifat praktis, yang perlu diterapkan dandiajarkan kepada anak adalah:
a. Menanamkan
rasa malu pada anak.Rasa malu harus ditanamkan kepada anak sedini mungkin.
Jangan biasakan anak-anak,walau masih kecil, bertelanjang di depan orang lain;
misalnya ketika keluar bilik mandi, gantipakaian, dan sebagainya. Membiasakan
anak perempuan sejak kecil berbusana Muslimahmenutup aurat juga penting untuk
menanamkan rasa malu sekaligus mengajari anak tentangauratnya.
b. Menanamkan
jiwa kelelakian pada anak lelaki dan jiwa keperempuan pada anak perempuan.
Secara fisik maupun psikologi, lelaki dan perempuan mempunyai perbedaan
yangdiciptakan oleh Allah. Adanya perbedaan ini bukan untuk saling merendahkan,
namunsemata-mata kerana fungsi yang berbeda yang kelak akan dimainkannya. Islam
menghendakiagar lelaki memiliki keperibadian maskulin, dan perempuan memiliki
keperibadian feminin.Islam tidak menghendaki wanita menyerupai lelaki, begitu
juga sebaliknya. Untuk itu, harusdibiasakan dari kecil anak-anak berpakaian
sesuai dengan kodratnya. Mereka juga harusdiperlakukan sesuai dengan jenis
kelaminnya. Ibnu Abbas ra. berkata:
Rasulullah saw.
melaknat laki-laki yang berlagak wanita dan wanita yang berlagak
menirulaki-laki. (HR al-Bukhari).
c. Memisahkan
tempat tidur mereka.
Usia antara 7-10 tahun merupakan usia saat anak
mengalami perkembangan yang pesat.Anak mulai melakukan eksplorasi ke dunia
luar. Anak tidak hanya berfikir tentang dirinya,tetapi juga mengenai sesuatu
yang ada di luar dirinya. Pemisahan tempat tidur merupakancara untuk menanamkan
kesadaran pada anak tentang kewujudan dirinya sebagai kepribadianyang berlainan
dan disamping melatihnya bersosialisasi. Pemisahan tempat tidur jugadilakukan
terhadap anak dengan kakak atau adik perempuannya, supaya dia menyadaritentang
kewujudan perbedaan laki-laki dan perempuan
H. Penanggulangan Masalah Seks Bebas
Untuk menghindari sex bebas perlu dilakukan pengontrolan
dan pengendalian nafsa syahwat. Beberapa upaya yang dapat dilakukan adalah:
1.
Memperdalam keimanan
Memperdalam keimanan
adalah menyakini bahwa Allah senantiasa bersamanya, mendengar dan melihat,
mengetahui apa yang tersembunyi dan yang tampak serta apa yang tersirat di
dalam lubuk hati yang paling dalam. Allah SWT berfirman ” Tidakkah kamu
perhatikan bahwa sesungguhnya Allah memngetahui apa yang ada di langit dan apa
yang ada di bumi, tiada pembicaraan yang rahasia antara tiga orang, melainkan
Dia-lah yang keempatnya. Dan tiada (pembicaraan antara) lima orang, melainkan
Dia-lah yang keenamnya. Dan tiadalah (pula) pembicaraan antara (jumlah) yang
kiurang dari itu atau lebih banyak, melainkan Dia ada bersama mereka dimanapun
mereka berada ..... ” (QS. Al-Mujaadilah (58): 7)
Dengan itikad dan perasaan ini, seseorang mukmin akan
terlepas dari jeratan hawa nafsu dan dorongan nafsu yang buruk, bisikan syetan serta fitnah harta
dan wanita.
2.
Mengisi waktu luang
dengan hal yang bermanfaat
Rasulullah SAW
bersabda ” Tekunilah yang bermanfaat untukmu dan mintalah pertolongan kepada
Allah, jangan sampai kamu lemah’ (HR. Muslim). Seorang pemuda bila ia sendirian
diwaktu-waktu kosong, akan datang kepadanya angan-angan, bisikan-bisikan dan
hawa nafsu yang membawa kepada dosa juga khayalan-khayalan seksual. Seorang
pemuda harus mentahui bagaimana ia menghabiskan waktunya dan mengisi waktu
kosongnya. Banyak sekali hal-hal yang dapat dilakukan oleh seorang remaja untuk
mengisi waktu kosongnya, bisa dengan olahraga, rekreasi, membaca buku yang
berfaidah, membuat kerajinan tangan, menghadiri pengajian, mengiktui perlombaan
dan lain-lain aktifitas yang bermanfaat.
3.
Teman yang shalih
Suatu kenyataan dan
pengalaman membuktikan bahwa ketika seorang remaja berteman dengan teman yang
shaleh dan baik maka ia akan terpengaruh pada mereka untuk melakukan kebaikan,
istiqomah dan keshalihan. Rasulullah SAW
bersabda ”Jangan kamu berteman kecuali dengan orang mukmin dan jangan memakan
makananmu kecuali orang yang takwa (HR. At-Turmudzi). Sebaliknya jika seorang
pemuda berteman dengan teman yang jahat dan selalu berbuat maksiat, maka ia
akan terpengaruh untuk melakukan kejahatan, kemaksiatan dan kemerosotan moral
juga. Inilah sebabnya Rasulullah SAW menasehati lewat sabdanya : ”seseorang itu
menurut agama temannya, maka hendaklah dia memperhatikan siapa yang menjadi
temannya (HR. At-Turmudzi).
4.
Menjauhi dan
menghindari media massa yang buruk
Media massa merupakan
salah satu faktor yang ”ikut” bertanggung jawab terhadap menjamurnya seks
bebas. Banyak acara-acara ditelevisi dan pemberitaan di koran dan majalah yang
mengumbar nafsu seks, gambar-gambar yang seronok, iklan-iklan yang berbau ”pornografi”
yang turut memperburuk moral para remaja dan merangsang remaja untuk melakukan
seks bebas. Untuk itu para remaja perlu memilah-milah berita yang akan dibaca
dan acara televisi yang akan ditontonnya. Sekarang ini ada pepatah yang
mengatakan ”tontonan telah menjadi tuntunan, sebaliknya banyak tuntunan hanya
tinggal sebagai tontonan saja” Allah SWT berfirman:
”Dan janganlah kamu
mendekati zina, sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji, dan
suatu jalan yang buruk” (QS Al-Israa’: 32)
5.
Berpuasa
Berpuasa sunnah dapat
mengendalikan hawa nafsu seksual, disamping itu juga akan menghindari timbulnya
pikiran-pikiran kotor, sehingga dapat melindungi seorang remaja dari melakukan
seks bebas. Rasulullah SAW bersabda ”Wahai
sekalian pemuda, siapa di antara kalian yang telah mempunyai kemampuan (untuk
menikah) maka menikahlah. Sesungguhnya pernikahan itu lebih dapat menjaga
pandangan mata dan mengekang hawa nafsu. Bagi siapa yang belum memiliki
kemampuan, maka berpuasalah. Sesungguhnya puasa adalah penawar baginya” (HR
Bukhari)
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Dari Uraian di atas dapatlah
disimpulkan hal-hal sebagai berikut:
1.
Islam menganggap sex sebagai sesuatu hal yang suci dan
fitrah.
2.
Sikap tertutup dan menabukan seks akan menyebabkan
terjadinya kekeliruan dalam pemahaman seks dikalangan remaja
3.
Diperlukan adanya pemahaman dan penerangan tentang sex
secara benar dan tepat yang dilandasi oleh nilai-nilai agama, budaya dan etika
yang ada di masyarakat, sehingga seorang remaja dapat terhindar dari hal-hal
yang negatif dan tercela terkait dengan masalah sex
4.
Perkawinan atau pernikahan adalah satu-satunya sarana
yang sah, halal, bagi pemenuhan kebutuhan seksual dan reproduksi.
5.
Sex bebas harus dihindarkan dan dicegah karena mengandung
banyak bahaya baik dari aspek medis, sosial, ekonomi, budaya maupun agama.
DAFTAR PUSTAKA
Ahmad Fa’iz,Cita
Keluarga Islam, (Serambi, ), hal. 246Untung Sentosa dan Aam Amiruddin,Cinta dan
Seks Rumah TanggaMuslim, (Bandung:Khasanah Intelektual, 2006), hal. 5.
Majalah Nikah,Vol.
3, No. 5, hal. 73-75.www.wikipedia.com
Al-Makatti, Abdurahman, 2001; Pacaran Dalam Kacamata Islam.
Jakarta; Media Dakwah.
Sultoni, Wahyu Bagja, 2007; Ilmu Sosial Dasar. Bogor; STKIP Muhamadiyah.
Sultoni, Wahyu Bagja, 2007; Ilmu Sosial Dasar. Bogor; STKIP Muhamadiyah.
……..http://luluvikar.wordpress.com/2009/08/26/peran-orang-tua-dalam-pencegahan-sex-bebas-bagi/
…….http://maroebeni.wordpress.com/2008/03/02/menanggulangi-bahaya-hiv-aids/
DAFTAR ISI
BAB II